I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang
mempelajari tentang sel. Sel merupakan awal dari bentuk manusia yang paling
kecil setelah molekul, yang diciptakan oleh Allah sehingga, kita dapat
meningkatkan iman, karna Allah lah maha pencipta dari yang terkecil (sel),
sampai yang terbesar (alam semesta). Sel sendiri adalah kesatuan struktural dan
fungsional mahkluk hidup. Dalam tubuh mahkluk hidup terdiri dari beribu-ribu
sel yang bekerja sesuai dengan fungsinya. Sel yang merupakan sebagai unit
fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan atau aktivitas kehidupan (proses
metabolisme, reproduksi, iritabilitas, digestipas, ekskresi, dan lainnya). Pada
makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung didalam tuguh yang
dilakukan oleh sel. Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel di sebut makhluk
hidup bersel tunggal (uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri
dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler.
Sebelum lebih dalam membahas
tentang sel, struktur sel dan organel sel, mari kita ketahui secara ringkas
macam macam sel yang ada sekarang ini. Secara garis besar, sel terbagi atas dua
berdasarkan ada tidaknya membran inti yaitu sel eukariot (memiliki membran
inti) dan sel prokariot (tidak memiliki membran inti). Hal inilah yang secara garis
besar membagi seluruh cabang makhluk hidup yang kita kenal sekarang ini. Mulai
dari archaebakteria, bakteri, dan eubakteria (seluruh organisme makhluk hidup
selain bakteri dan archaebakteri).
Selanjutnya sel sel terbagi
secara lebih khusus lagi menjadi sel hewan uniseluler (protozoa), sel alga
uniseluler, sel fungi (hifa), sel tumbuhan, sel hewan multiseluler, sel
bakteri, sel archaebakteria, dan berbagai jenis
diferensiasi sel yang ada. Keseluruhan sel sel yang ada semuanya disesuaikan
dengan habitat mereka berada dan kebutuhakan mereka untuk tetap lestari.
Walaupun
ada sel yang dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop, tetapi pada umumnya
berukuran mikroskopis, dan sel hewan lebih kecil dari pada sel tumbuhan karna
hampir semua sel sangat kecil, penemuan dan penelitian tentang sel tidak dapat
terjadi sampai di temukannya lensa dan mikroskop.
2.1 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum biologi tentang pengamatan sel
adalah agar praktikan dapat mengetahui bentuk sel mati dan sel hidup
mengidentifikasi sel tumbuhan dan sel hewan.
Adapun kegunaannya adalah praktikan dapat mengatahui
bagaimana bentuk sel epidermis bawang merah, bentuk sel batang ubi kayu muda,
selaput rongga mulut, dan bentuk sel daun hydrillah. Dan praktikan telah dapat
mengetahui bagaimana cara mengamati sel pada tumbuhan dan sel pada hewan,
sehingga ketika praktikan melakukan suatu penelitian yang menyangkut tentang sel,
praktikan dapat dengan mudah mengerjakannya.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sel
Sel adalah kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakanunit penyusun semua mahkluk hidup. Sel
mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan mahkluk hidup
tersusun atas sel tunggal atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri
dan amoeba. Mahkluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia,
merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesealisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia misalnya,
tersusun atas lebih dari 1013 sel namun demikian, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembekalan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan
sel telur induknya yang sudah di buahi (wikipedia, 2012).
Sel
merupakan unit terkecil dari mahkluk hidup, yang berarti sel mampu atau tetap
hidup tanpa kehadiran sel yang lain. Sel juga merupakan struktur terkecil yang
mampu melakukan pertumbuhan dan reproduksi (Sumardi dan Miranti, 2007). Sel
tubuh manusai adalah sel mikroskopik yang bedia meter 10 sampai dengan 30 m
(Setiadi, 2007).
Rata-rata ukuran
sel pada tumbuhan sangat kecil. Biasanya ukuran sel tumbuhan mencapai
mikrometer bahkan hingga nanometer (cambell, 2000). Bentuk sel tumbuhan adalah
tetap karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun
atas selulosa,
kitin, asam amino dan karbohidarat kompleks. Dinding sel berfungsi sebagai sel
penyokong (George, 2006).
Sel hewan adalah nama untuk sel
eukariotik yang menyusun jaringan sel. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik
lain. Seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel dan
teloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil. Bahkan tidak
ada karena tidak memiliki dinding sel yang kecil, sel hewan bervarian
bentuknya, sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan (Seojono, 2002).
Sel tumbuhan adalah bagian terkecil
dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan
itu sendiri, sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya
fitur-fitur tersebut meliputi vakuola, dinding sel, plasmodermata, dan
plastida.
Mitokondria memiliki dua membran,
yaitu membran luar dan membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan
membran plasma, pada membran dalam terjadi semakin luas pelekukan ke arah dalam
bentuk kristal. Dengan adanya kristal ini permukaan membran dalam menjadi
semakin luas sehingga proses respirasi sel semakin efektif, proses respirasi
berlangsung pada membran dalam mitokondria (Pada kristal) dan matriks. Matriks
tersusun atas air, protein, enzim pernafasan, garam, DNA dan lain-lain. Enzim
pernafasan itu sangat penting bagi proses pembentukan ATP. (sry mayanti, 2003).
III. METODE PRAKTEK
3.1 Waktu
dan Tempat
Waktu
praktikum biologi tentang pengamatan sel
dilaksanakn pada hari rabu, 12 Oktober 2016 pukul 13:00 WITA sampai dengan
selesai bertempat di laboratorium ilmu-ilmu kehutanan, fakultas kehutanan,
Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat
dan Bahan
Adapun alat yuang digunakan dalam praktikum biologi
tentang pengamatan sel adalah cutter/silet, pingset, tusuk gigi, toples, pita
ukur, handskun, gelas objektif, gelas penutup, mikroskop, botol semprot, tisu,
pipet tetes, dan alat tulis menulis.
Adapun bahan yang digunakan yaitu batang ubi kayu (Manihot esculenta), bawang
merah (Alium cepa), daun hydrillah (hydrillah vercitilata), selaput
rongga mulut (Ephitelium mucosa),
air rendaman jerami padi (Oryza sativa
L), cuka 2 botol, telur, sirup pisang ambon, aquades, dan yodium.
3.4 Langkah
kerja
Langkah
kerja yang dilakukan saat praktikum biologi tentang pengamatan sel yaitu:
3.4.1 Pengamatan
penampang melintang empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) sebagai
gambaran bentuk sel tumbuhan.
Pertama-tama, potong batangan ubi
kayu (Manihot esculenta)
yang sangat mudah secara melintang, menggunakan cutter/silet, potong dengan
sangat tipis,
kemudian kita
letakkan di gelas objek secara perlahan jangan sampai terjadi lipatan atau
kerutan, langkah berikutnya kita tetesi dengan aquades sebanyak 1 atau 2 tetes
kemudian ditutup dengan gelas penutup. Selanjutnya kita amati menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 40 X. Lalu gambar hasil pengamatan.
3.4.2 Pengamatan
struktur sel umbi lapis, (sel epidermis) bawang merah (Allium cepa)
sebagai gambaran sel tumbuhan dengan bagian- bagiannya.
Langkah pertama, kita ambil lapisan
epidermis, lapisan yang tipis, lapisan diambil menggunakan pingset secara perlahan
jangan sampai ada lipatan, kemudian letakkan di gelas objek, kemudian kita
tetesi dengan aquades 1 atau 2 tetes, lalu tutupi dengan gelas penutup dan
putar 45° agar tidak
terjadi gelembung, selanjutnya kita amati menggunakan mikroskop dengan pembesaran
40 X. Lalu gambar hasil pengamatan.
Langkah kedua yang kita lakukan
adalah, setelah pengamatan pertama selesai, lapisan epidermis bawang merah (Alium cepa) yang di gelas objektif diambil kembali, kemudian kita
tetesi dengan yodium disamping gelas penutup agar airnya tidak menyebar
kemana-mana, di lap menggunakan tisu dengan perlahan-lahan kemudian amati
menggunakan mikroskop dengan pembesaran 40 X.
3.4.3 Pengamatan
struktur sel daun hydrillah (hydrillah
vercitilata) sebagai gambaran
sel tumbuhan.
Pertama-tama, ambil selembar daun yang muda (atau
daun pada pucuk) hydrillah (hydrillah
vercitilata) yang sudah di siapkan, kemudian letakkan di atas objek
dalam posisi bentangan membujur yang rata, tetesi dengan aquades 1 atau 2 tetes
lalu tutup dengan gelas penutup. Selanjutnya amati di bawah mikroskop dengan
pembesaran 40 X. Lalu gambar hasil pengamatan.
3.4.4 Pengamatan struktur sel selaput rongga mulut
(Ephitelium mucosa), sebagai gambaran sel hewan
Pertama-tama, kita mengeruk epitel
pada bagian dalam dinding pipi, menggunakan tusuk gigi, kemudian letakkan di
atas gelas objek dan tetesi dengan aquades 1 atau 2 tetes, lalu tutup dengan
gelas penutup, kemudian amati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 40 X.
Selanjutnya gambar hasil pengamatan.
3.4.5 Pengamatan
sel protozoa
Teteskan air rendaman jerami padi (Oryza sativa L.) di
atas gelas objek dan tutup dengan gelas penutup, saat menaruhnya jangan di
tekan agar sel protozoa tidak hancur. Kemudian amati dibawah mikroskop dengan
pembesaran 40 X dan gambar hasil pengamatan.
3.4.6 pengamatan
sifat permeabilitas membran sel
Pertama, kita
ambil telur dan kita ukur lalu cetak garis tengah telur disekeliling bagian tengahnya
dan catat bagaimana bentuk telur, langkah selanjutnya masukkan telur kedalam
toples sonice dengan hati-hati, lalu tuangkan cuka sebanyak 2 botol kedalam
toples sampai seluruh telur terendam dan tutup toples tersebut, kemudian
letakkan di tempat yang aman dan amati perubahan pada telur selama 24 jam, 48
jam, dan 72 jam secara periodik. Saat pengamatan, ukur keliling telur dan cetak
hasilnya, setelah 72 jam keluar telur dari toples amati perubahannya, dan kupas
kulit telur dengan perlahan, jangan sampai selaput telur ikut terbuka. Kemudian
ganti air cuka dengan sirup pisang ambon, tutup toples tersebut, dan simpan di
tempat yang aman, kemudian setelah 24 jam keluarkan dari toples, amati
perubahan telur dan ukuran keliling telur tersebut.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut adalah hasil pengamatan
praktikum biologi tentang pengamatan sel.
Gambar 6. Empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) dan
diamati dengan mikroskop
pembesaran 40 X
Gambar
7. Sel bawang merah/lapisan
epidermis bawang merah (Allium cepa)
yang telah
ditetesi larutan yodium dan diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran 40 X
Gambar 8. Sel daun hydrillah (Hydrillah
verticilata) yang diamati dengan mikroskop
pembesaran 40 X
Gambar
9. Sel selaput rongga mulut (Ephitelium mucosa) yang
diamati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 40 X
Gambar 10. Sel air rendaman jerami padi (Oryza
sativa) yang di amati menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 40 X
4.2 Pembahasan
Pada
dasarnya semua mahkluk hidup tersusun dari satuan unit yang sangat kecil
bernama sel. Sel merupakan bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme.
Pada
pengamatan struktural sel empulur batang ubi kayu (manihot esculenta) dengan pembesaran 40 X tidak
tampak adanya inti sel sitoplasma dan ruang antar sel melainkan yang tampak
hanya dinding sel hal ini di sebabkan karena sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta)
merupakan sel mati.
Pada
pengamatan struktur sel tumbuhan dengan menggnakan umbi lapis bawang merah (Allium cepa) yang dapat
dilihat pada pembesaran 40 X yaitu ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma,
dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel dan
membentuk bagian sel sitoplasma berfungsi sebagai tempat mengapungnya
organel-organel sel. Selain itu juga terdapat ruang antar sel dan setelah di
tetesi yodium disamping gelas penutup perbedaannya terlihat sangat jelas yaitu
yang terjadi adalah dinding sel nya semakin jelas.
Pada
pengamatan struktur sel daun hydrillah (Hydrillah
verticilata) yang dapat dilihat dengan pembesaran 40 X yaitu
butir-butir kloroplas jaringan tulang daun, sitoplasma, dinding sel, dan runag
antar sel. Tumbuhan ini termasuk dalam kelas hidrozoa, karena tumbuhan ini
hidup di air.
bagian-bagian
sel dari selaput rongga mulut (Ephitelium
mucosa) adalah sitoplasma, membran sel, dan inti sel.
Pada
pengamatan sel preparat air rendaman jerami padi (Oryza sativa) dibawah mikroskop tampak adanya hewan
kecil bersel satu yaitu protozoa. protozoa merupakan mahkluk uniseluler yaitu
tubuhnya terdiri dari satu sel saja. Semua kegiatan hidup berlangsung dalam satu
sel itu saja, Mulai dari makan, bernafas, (Lionsfer energi), sampai berkembang
biak.
Pada
pengamatan telur pada larutan cuka yang berdiameter mula-mula adalah 14 cm dan
berbentuk lonjong telur mengapung. Namun, setelah direndam selama 24 jam
perubahan yang terjadi terlihat sangat jelas. Disekeliling telur terdapat
gelembung udara yang mengelilingi permukaan telur serta ukuran telur bertambah
menjadi berdiameter 14,4 cm, pada waktu ke 48 jam terus bertambah menjadi
berdiameter 14,7 cm dan keika pada waktu yang ke 72 jam ukurannya berkurang
menjadi diameter 15 cm. Hal ini disebabkan terjadinya perpindahan konsentrasi
larutan cuka yang tinggi kekonsentrasi telur
yang lebih rendah yang terjadi melalui membran sel yang semipermeabel
sehingga menyebabkan perubahan diameter dan bentuk pada telur. peristiwa ini di
disebut dengan asmosis.
Dengan
pengamatan telur dengan menggunakan sirup pisang ambon, keadaan telur berubah
menjadi terapung dan diameter telur turun drastis sehingga telur menjadi kecil
dan terapung dan telur juga terlihat menjadi sangat matang selama terendam 96
jam dengan sirup pisang ambon ukuran telur berubah menjadi berdiameter 14,5 cm
dan mengkerut. dan berbentuk oval, hal ini disebabkan karena konsentrasi yang
dimiliki oleh sirup pisang ambon lebih rendah
dibandingkan telur
sehingga membran sel telur berusaha menyamakan konsentrasi dengan medium (Sirup
pisang ambon) dengan cara mengeluarkan zat atau molekul yang sederhana dan kecil
dari dalam sel telur (Semipermeabel) peristiwa mengkerutnya sel karena keluarnya
cairan dari dalam sel disebut krenasi.
Tabel 1. Pengamatan telur
Pengukuran
|
Waktu
|
Diameter
|
Bentuk
|
Keterangan
|
1
|
0 Jam
|
14 cm
|
Oval
|
Sebelum
direndam
|
2
|
24 Jam
|
14,4 cm
|
Oval
|
Direndam
dicuka
|
3
|
48 Jam
|
14,7 cm
|
Oval
|
Direndam
dicuka
|
4
|
72 Jam
|
15 cm
|
Oval
|
Direndam
dicuka
|
5
|
96 Jam
|
14,5 cm
|
Oval
|
Direndam
disirup pisang ambon
|
Grafik perubahan diameter telur
dalam satuan waktu
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum biologi tentang pengamatan sel
dapat diambil kesimpulan
a.
Secara umum sel
terdiri dari membran sel, sitoplasma, dan inti sel.
b.
Sel tumbuhan mempunyai
bentuk yang tetap dan teratur karena
mempunyai dinding sel sedangkan sel hewan, bentuknya tidak tetap dan tidak
teratur karena tidak memiliki dinding sel.
c.
Membran sel
mempunyai sifat semipermeabel yaitu sifat dimana suatu zat bisa melewati
membran sel tersebut dan suatu zat yang tidak bisa melewatinya.
d.
Pada pengamatan
sifat permeabilitas sel telur yang direndam keadaan air cuka yang berkonsentrasi
tinggi yang berpindah keadaan telur yang berkonsentrasi rendah menyebabkan
ukuran telur membesar. Dan sebaliknya jika telur direndam dengan sirup pisang
ambon. Peristiwa ini disebut dengan asmosis.
e.
Sel setiap
mahkluk hidup memiliki bentuk yang berbeda-beda.
f.
Sel empulur
batang ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sel mati
g.
Terdapat
perbedaan pada pengamatan sel umbi lapis bawang merah (Allium cepa) yang sudah
ditetesi yodium dengan yang tidak ditetesi yodium. Yang sudah ditetesi yodium
dinding selnya semakin jelas.
h.
Pada pengamatan
telur yang direndam dengan larutan cuka mengalami perubahan setelah 24 jam, yaitu
menjadi berdiameter 14,4 cm, pada 48 jam, 14,7 cm dan pada 72 jam 15 cm.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu
sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, waktu yang telah ditetapkan digunakan
sebaik-baiknya agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Selain itu disarankan agar tersedianya alat-alat yang lengkap bagi praktikum,
agar setiap dan semua praktikum dapat memguasai materi praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Halvaimaoelvah. blogspot. com/ di akses pada tanggal
19 Oktober 2016, pukul 20:00 WITA
Lilynanay. blogspot. com/ di akses pada tanggal 19
Oktober 2016, pukul 20:15 WITA
Ruhamham. blogspot. com/ di akses pada tanggal 19
Oktober 2016, pukul 20:40 WITA
Setiaysetiany. blogspot. com/ di akses pada tanggal
19 Oktober 2016, pukul 20:56
WITA
www. academia. edu / 90 310 78 / laporan praktikum biologi
tentang sel/ di akses pada tanggal 19 Oktober 2016, pukul 21:09 WITA
www. academia. edu / 9151754 / laporan biologi sel/
di akses pada tanggal 19 Oktober
2016, pukul 21:36 WITA